Intro
Pada editorial edisi kedua di tahun 2018 ini, Hexatekno akan mengajak pembaca untuk mengingat bagaimana kiprah AMD APU mulai dari awal rencana hingga sekarang sembari menunggu NDA lift dari AMD untuk Ryzen G-series. Pertama-tama, mari mengenal AMD sedikit lebih jauh.
Pada tahun 2006, AMD mengakuisisi perusahaan teknologi grafis bernama ATI. Saat itu, ATI adalah perusahaan pembuat chip grafis ATI Radeon sebagai kompetitor langsung dari Nvidia Geforce. Akuisisi ini berawal dari visi AMD untuk menggabungkan pemroses grafis dan chipset ke dalam satu chip yang sekarang kita kenal sebagai APU.
Berdasarkan berbagai laporan, sebelum ATI, Nvidia merupakan target akuisisi AMD yang pertama mengingat Nvidia adalah salah satu perusahaan pembuat chipset untuk prosesor AMD K7 dan K8 terbaik saat itu. Namun, Jen-Hsun Huang, CEO Nvidia ingin menjadi CEO hasil gabungan kedua perusahaan. Akhirnya, AMD berpaling dan mengakuisisi ATI dengan nilai saham 5,4 miliar dolar US pada Oktober 2006.
Akuisisi ini berawal dari visi AMD untuk menggabungkan pemroses grafis dan chipset ke dalam satu chip yang sekarang kita kenal sebagai APU.
Pada 2007, AMD memiliki rencana penggabungan CPU dan GPU. Rencana awal AMD adalah penggabungan CPU dan GPU yang diberi nama Fusion APU pada 2008-2009. Sayangnya, rencana ini tidak berhasil dieksekusi hingga akhir 2010.
Rencana AMD untuk membuat chip penggabungan CPU dan GPU akhirnya terlaksana pada Q4 2010 dengan AMD Brazos yang ditujukan untuk komputer dengan konsumsi daya rendah. Sayangnya, ia hanya mampu bersaing dengan Intel Atom pada sisi CPU namun dengan performa GPU terintegrasi terbaik pada saat itu.