“Cloud adalah masa depan gaming”. Begitulah gema dari para perusahaan-perusahaan teknologi terhadap masa depan industri gaming. Jika kita lihat, Sony dan Microsoft selaku dua market leader dalam gaming industri, sudah mulai menyiapkan diri dengan layanannya masing-masing. Namun demikian, nyatanya ada satu perusahaan yang ingin menyusup dan mencoba mengambil alih masa depan cloud gaming yang masih hijau, yaitu Google. Google sendiri bukanlah lawan yang main-main, bisa dikatakan secara infrastruktur, Google yang memang perusaahaan yang bebasis digital salah satu yang paling paham terkait bagaimana membuat streaming game bekerja dengan baik. Saking hebatnya hingga Phil Spancer, Head of Xbox mengatakan bahwa saingan utama mereka bukanlah Sony namun Google
Selain PC, baru-baru ini Google merilis layanan cloud gaming Stadia untuk platform iOS. Namun demikian, dikarenakan pembatasan yang dilakukan oleh Apple, di mana Apple mengharuskan cloud gaming service untuk mengirim satu persatu gamenya ke Apple untuk direview. Google pun memutuskan untuk merilis Stadia dalam bentuk webapp. Di mana Stadia akan berjalan di browser safari dan pengguna cukup membuat bookmark di homescreen untuk mengakses stadia dengan cepat.
Berbeda dengan lawan-lawannya, Stadia sendiri menawarkan versi berlangganan, dan versi gratis. Versi gratis menyediakan dua games untuk dimainkan, yaitu Destiny 2 dan Super Bomberman R. Menurut The Verge performa dari Stadia di platform iOS lebih baik dari yang mereka bayangkan. Walaupun masih terdapat bug dan glitch yang disebabkan akses dari server, namun secara keseluruhan performa dari Stadia di iOS bisa dikatakan solid.
Saat ini library dari Google Stadia telah semakin berkembang, di mana Google Stadia memiliki seluruh library game Ubisoft, termasuk game terbaru Assassin Creed Valhalla. Selain itu, game terbaru dari CD Projekt Red Cyberpunk 2077 juga tersedia di stadia. Bagaimana menurut pembaca sendiri? Apakah tertarik untuk mencoba Google Stadia?